BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya
aktifitas manusia, setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah
atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap
barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis
sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.
Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak
bisa lepas juga dari pengelolaannya terhadap masyarakat. Masalah sampah sudah
menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita, mulai dari lingkungan terkecil
sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya
penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh
dalam hal ini.
Perlu kita ketahui juga bahwa sampah ada
dua jenis yaitu sampah organik (bisa disebut sebagai sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering
seperti kertas, plastik, kaleng, dll.
Sampah jenis ini tidak dapat terdegrasi
secara alami. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimana untuk menyelesaikan
masalah sampah ini terutama membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal inilah
yang melatar belakangi saya menulis makalah bertemakan ”Membiasakan siswa siswi
membuang sampah pada tempatnya” studi kasus di SMA Negeri 9 Malangbong.
1.2.Rumusan
Masalah
Mengkaji
latar belakang diatas dapat diambil beberapa permasalahan sebagai kajian dari
pembuatan makalah ini yakni diantaranya :
1) Pengertian
sampah
2) Cara
Pengolahan sampah
3) Faktor
yang mempengaruhi siswa membuang sampah sembarangan
4) Solusi
membiasakan murid agar membuang sampah pada tempatnya.
1.3.Tujuan
Penulisan
Sesuai
dengan tugas dan amanat yang diberikan Kepala SMA Negeri 9 Garut agar para murid membuang sampah pada tempatnya,
pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk memotifasi para murid agar
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih dari sampah. Serta
mengetahui dampak dari membuang sampah sembarangan.
1.4.Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1) Kami
sebagi peneliti menjadi tahu dan sadar akan kebersihan lingkungan khususnya di
lingkungan sekolah
2) Memberikan
pengetahuan tentang dampak membuang sampah sembarangan
3) Akan
memberikan kesadaran bagi semua siswa untuk membuang smpah pada tempatnya.
1.5.Hipotesis
·
Perbandingan kesadaran siswa dalam
membuang sampah masih tergolong rendah
·
Peran serta guru dalam upaya membiasakan
siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
·
Tindakan tegas sebagai motivasi bagi
siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.Pengertian
Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai
nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi
berlebihan atau ditolak atau dibuang. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Sampah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat, baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan. (Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 2003).
Segala macam organisme yang ada di alam
ini selalu menghasilkan sampah atau bahan buangan. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik, kecuali sampah
yang berasal dari aktifitas manusia yang dapat bersifat organik maupun
anorganik. Contoh sampah organik adalah sisa-sisa bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan atau hewan, kertas, kayu, bambu dan lain-lain. Sedangkan sampah
anorganik misalnya plastik, logam, gelas-gelas bekas minuman dan karet. Tempat
penampungan sampah yang disebut dengan Tempat Pembuangan Akhir sebaiknya
pewadahan sampah dilakukan pemilihan-pemilihan berdasarkan sifat dan jenisnya
untuk macam buangan organik dan anorganik. Ini dapat bermanfaat untuk proses
daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bermanfaat.
2.2.
Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan
komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sampah
Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos.
2. Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang
dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
2.3.Pengelolaan
Sampah
Ada tiga kemungkinan pengelolaan sampah
yaitu dikubur, dibakar, dan sanitary landfill. Sistem dikubur yaitu dengan
membuat galian pada kedalaman tertentu lalu diberi penadah plastik dan diisi
tanah setinggi 0,5 (setengah) meter. Resiko dari sistem ini adalah hancurnya
plastik oleh pelarut kimia. Sistem pembakaran dengan suhu yang ditentukan, lama
pembakaran dan pencampuran oksigen yang tepat dapat menghancurkan 99% sampah.
Asap yang dibentuk diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Resiko sistem
pembakaran yang tidak mencapai suhu tersebut adalah timbulnya dioksin yang
sangat beracun dan menimbulkan berbagai jenis kanker. Sistem sanitary landfill
adalah metode pembuangan akhir sampah dengan metode tertentu sehingga tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan kesehatan. Sistem ini membuang dan
menumpuk sampah pada suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut
kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara,
sedangkan polusi di tanah dan air dapat diminimalisir dengan melekatkan lapisan
geotextile untuk mencegah meresapnya air lindi ke air tanah.
BAB
III
PEMBAHASAN
DAN HASIL
3.1.Faktor
yang mempengaruhi Siswa SMAN 9 Garut
Faktor utama yang membiasakan para murid
buang sampah sembarangan adalah tidak terjangkaunya tempat sampah di lokasi
atau lapangan tempat bermain saat jam istirahat berlangsung. Kurangnya
peringatan yang bersifat tegas dari para guru, sehingga murid merasa membuang
sampah sembarangan hal yang lumrah karena pada akhirnya sekolah ada petugas
kebersihan yang membersihkannya.
3.2.
Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
Dari dampak yang luas sampah di berbagai
sumber dapat mencemari lingkungan baik lingkungan darat yang dapat ditinjau
dari segi kesehatan sebagai tempat bersarangnya dan menyebarnya bibit penyakit,
sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak
sedap dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkan
misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran
sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO)2, karbondioksida (CO2), nitrogen
(NO), gas belerang amoniak dan asap di udara. Asap diudara adalah asap yang
ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen artinya dapat
menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3.3. Solusi Membiasakan Siswa SMA Negeri 9 Garut agar Membuang Sampah Pada
Tempatnya
Solusi yang tepat untuk anak yang masih
belum mengerti akan indahnya kebersihan lingkungan dengan cara memberi contoh
yang baik yaitu membuang sampah pada tempatnya oleh kepala sekolah, guru,
maupun staf sekolah tersebut. Dengan cara
tersebut siswa yang tadinya tidak tau dan bahkan membuang sampah
sembarangansedikit demi sedikit akan terbiasa dengan menirukan sikap guru
tersebut.
Pada kenyataanya Siswa lebih banyak
menurut pada gurunya dibandingkan orangtuanya. Karena pada guru sifatnya suatu
keharusan yang tidak bisa dibantah, sedangkan pada orangtua meskipun dilakukan
tetapi sering juga membantah. Solusi lain pada lingkungan sekolah hendaknya
disediakan tempat sampah dengan membedakan penggolongan sampah organik dan
sampah anorganik.
Agar untuk memberi pengetahuan kepada
murid tentang perbedaan sampah tersebut. Dalam menempatkan posisi tempat
penyimpanan tong sampah tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan
memperkirakan orang yang terdapat disekolah tersebut. Contohnya setiap kelas
dan kantor disediakan tempat sampah yang sedang, dilapangan atau tempat terbuka
tempat sampah sebaiknya disediakan ukurannya yang besar. Dan dari semua
penempatan tempat sampah tersebut harus dapat terjangkau oleh semua orang dalam
melakukan aktifitas dilingkungan sekolah itu.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
kesimpulan yang dapat diambil adalah membiasakan Siswa SMAN 9 Garut membuang
sampah pada tempatnya dari hal kecil yaitu dengan memberikan contoh yang baik
oleh para guru dan juga sesekali memberi pengarahan dan
teguran pada siswa yang
terlihat ataupun sering membuang sampah sembarangan.
4.2 Saran
Menyediakan fasilitas
yang diperlukan oleh semua pihak dalam sekolah tersebut yaitu dengan
menyediakan tempat sampah yang sesuai kebutuhan untuk melakukan aktifitas agar
tercipta lingkungan sekolah yang indah, bersih, nyaman, dan bebas sampah.
Dalam pelaksanaan
kegiatan pengenalan lingkungan pada siswa-siswi SMA hendaknya setiap mata
kuliah Pengetahuan Lingkungan terus diadakan dari tahun ke tahun, karena selain
menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan bagi para mahasiswa, juga memberikan
dampak yang positif bagi masyarakat banyak mengenai kecintaan terhadap alam dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, (10 Januari 2004), Sampah
Dan Pemerintah. http://www.kompas.com
Wardhana, Wisnu Arya, (1995),
Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,
Yogyakarta.
Supardi, I. 1994. LINGKUNGAN
HIDUP dan KELESTARIANNYA. Bandung:
Alumni.
Sumaatmadja, H Nursid. 2000.
MANUSIA DALAM KONTEKS SOSIAL
BUDAYA dan LINGKUNGAN HIDUP. Bandung: CV Alfabet.
0 komentar:
Posting Komentar